Langit Yang Memudar
Haruskah aku bicara tentang suasana hati.
Ketika semua perasaan ini mulai goyah.
Hati ku rapuh...!
Seakan lelah dimakan sang waktu.
Melangkah gontai, tanpa seorang pun yang ingin mengerti.
Ku tengadahkan wajah ku keatas langit yang tinggi.
Tersenyum kecil diiringi derai air mata.
Berharap sebuah keajaiban datang.
Berharap agar air mata ini berhenti menangis. Berharap langit ku kembali menerangi, lalu mengikis semua lara yang datang.
Tentang aku, apa kau tak pernah tau?
Semua kekonyolan ku...!
Semua senyum ku...!!
Atau aku yang kadang bersikap seperti anak2.
Yang selalu ceria, tertawa, dan menggemaskan.
Dan aku yang kadang telihat tegar.
Hanyalah sebuah alasan untuk menutupi betapa rapunya aku.
Itulah aku, dengan segala keceriaan yang aku punya.
Apa kau tau itu???
Sekarang...!!
Akupun dalam kebimbangan.
Bingung, harus bagaimanakah aku.
Kau sakiti hati ini lagi lagi dan lagi.
Begitu hebatnya rasa sakit ini, hingga ku tak sanggup menutupi dengan segala yang aku punya.
Kau tau, Luka hatiku begitu perih.
Sangatlah perih.....!
Aku harus apa?????
Berharap seseorang yang mau mendengarkan semua kisah ku??
Atau berharap malaikat datang membelaku??
Untuk apa.....????
Hati ini tetap akan terluka.
Walau apapun caranya, luka ini akan tetap meninggalkan bekas.
Maka biarkan wajah ini memudar.
Menatap langit mendungku.
Agar tumpukan derita ini dapat ikut menghilang bersama jasad yang lemah.
....
Aku ingin menangis...
Aku ingin sendiri, lalu teriak dengan sekencang kencangnya.
Aku benar2 tak sanggup menahan ini.
Sebuah kenyataan yang pahit.
Yang harus aku terima, sendiri...!!
Tanpa seorang pun yang mau memberi sedikit nasehat.
Cinta....!!!!?
Bagiku kini hanyalah sebuah legenda.
Yang slalu membuat suasana hatiku gelap gulita.
Sebuah dongeng yang penuh dengan semua kemunafikan.
Yaa....!!!
Lebih baik aku sendiri...
Ditemani sejuta rasa kebencian.
Aku tak ingin berharap lagi.
Cukup sudah....!!!
Aku tak ingin jatuh lagi..
Dan ku harap, ini adalah lubang terakhir bagiku...
:::::::::::::::: C ::::::::::::::